Aspek Informasi Sultan Ageng Tirtayasa

Admin
0

Terakhir kali saat berkunjung ke Tangerang, saya menemukan informasi menarik tentang sejarah Sultan Ageng Tirtayasa. Dalam sejarahnya terdapat beberapa aspek yang menarik untuk dijelaskan. Salah satunya sebagai seorang penguasa yang berhasil mengembangkan daerahnya dengan infrastruktur jalan yang menghubungkan antar kota. Tak hanya itu, Sultan Ageng Tirtayasa juga dikenal sebagai tokoh yang menginspirasi kebangkitan kerajaan-kerajaan di wilayah Banten, seperti Kesultanan Banten dan Kerajaan Surosowan. Informasi tentang Sultan Ageng Tirtayasa sangat menarik untuk diketahui oleh masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di sekitar wilayah Banten.



Kumpulan Pertanyaan dan Jawaban yang Berkaitan dengan "Aspek Informasi Sultan Ageng Tirtayasa":



Aspek Informasi Sultan Ageng Tirtayasa



Daftar Isi:

1. Aspek informasi tentang sultan ageng tirtayasa


lahir di banten pada tahun 1631 dan meninggak di batavia,Hindia Belanda pada umur 60/60 tahun. naik tahta pada umur 20 tahun menggantikan kakeknya ,s
Sultan Abdul Mufakhir.dan ia adalah sultan banten ke-6

2. Aspek informasi uraian sultan ageng tirtayasa


Jawaban:

Nama Lengkap

Sultan Ageng Tirtayasa

Alias

Sultan Abdul Fathi Abdul Fattah | Sultan Ageng Titayasa

Agama

Islam

Tempat Lahir

Banten

Tanggal Lahir

Sabtu, 0 1631

Zodiak

-

Warga Negara

Indonesia

Relation

-

Biografi

Sultan Ageng Tirtayasa, beliau adalah pahlawan yang berasal dari provinsi Banten. Lahir pada tahun 1631. Beliau putra dari Sultan Abdul Ma’ali Ahmad dan Ratu Martakusuma yang menjadi Sultan Banten periode 1640 - 1650.

Perjuangan beliau salah satunya adalah menentang Belanda karena VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan kesultanan dan rakyat Banten.

Dimasa mudanya beliau diberi gelar Pangeran Surya. Peran Sultan Ageng dalam perkembangan Islam di Banten sangat berpengaruh. Dia menginginkan Banten mempunyai kerajaan Islam.

Langkah yang beliau tempuh pertama dalam sektor ekonomi. Kesejahteraan rakyat ditingkatkan melalui pencetakan sawah-sawah baru serta irigasi yang sekaligus berfungsi sebagai sarana perhubungan.

Sultan Ageng tidak hanya mendobrak perekonomian rakyat menjadi lebih baik tetapi juga berperan besar di bidang keagamaan. Dia mengangkat Syekh Yusuf, seorang ulama asal Makassar, menjadi mufti kerajaan yang bertugas menyelesaikan urusan keagamaan dan penasehat sultan dalam bidang pemerintahan.

Dia juga menggalakkan pendidikan agama, baik di lingkungan kesultanan maupun di masyarakat melalui pondok pesantren.

Ketika menjadi raja Banten, Sultan Ageng Tirtayasa dikenal cerdas dan menghargai pendidikan. Perkembangan pendidikan agama Islam maju dengan pesat.

Nilai-nilai yang dimunculkan dari Sultan Ageng Tirtayasa. Sebagai seorang pemimpin, ia adalah pemimpin yang sangat amanah dan memiliki visi ke depan membangun bangsanya.

Sultan Ageng Tirtayasa adalah seorang pemimpin yang sangat visioner, ahli perencanaan wilayah dan tata kelola air, egaliter dan terbuka serta berwawasan internasional.

Kesultanan Banten aktif membina hubungan baik dan kerjasama dengan berbagai pihak di sekitarnya atau di tempat yang jauh sekalipun.

Sekitar tahun 1677 Banten mengadakan kerjasama dengan Trunojoyo yang sedang memberontak terhadap Mataram. Tidak hanya itu, Banten juga menjalin hubungan baik dengan Makasar, Bangka, Cirebon dan Indrapur.

Karakter Sultan Ageng Tirtayasa mewakili karakter kepemimpinan dan intelektual. Bagi dia, kepentingan rakyat adalah segala-galanya. Ketegasan pemimpin juga tidak kalah penting.

Pada tahun 1683, Sultan Ageng tertangkap dan dipenjarakan di Jakarta. Ia meninggal dunia dalam penjara. Ia dimakamkan di komplek pemakaman raja-raja Banten di sebelah utara Masjid Agung Banten. Atas jasa-jasanya pada negara, Sultan Ageng Tirtayasa diberi gelar Pahlawan Nasional.


3. Uraian aspek informasi sultan ageng tirtayasa


Jawaban:

 

 

Sultan Ageng Tirtayasa adalah sultan dari Kerajaan Banten yang memerintah pada tahun 1651-1683. Masa pemerintahannya dianggap sebagai masa keemasan Kerajaan Banten.

 

Pembahasan:

 

Pada masa Sultan Ageng Tirtayasa ini, Banten menjadi pusat perdagangan yang berniaga dengan pedagang dari Inggris, Denmark, China, India dan negara lainya. Wilayah Banten juga meluas hingga Cirebon dan Kalimantan.

 

Pada masa ini terjadi perebutan kekuasaan di Nusantara antara Banten melawan VOC (Kongsi Dagang Hindia Belanda), karena keinginan Belanda memonopoli perdagangan rempah-rempah.

 

Namun saat hendak menyerang VOC di Batavia, Sultan Agung diserang oleh anaknya sendiri, yaitu Sultan Haji.

 

Ketika terjadi sengketa antara kedua putranya, Sultan Haji dan Pangeran Purbaya, Belanda ikut campur dengan bersekutu dengan Sultan Haji untuk menyingkirkan Sultan Ageng Tirtayasa. Saat Tirtayasa mengepung pasukan Sultan Haji di Sorosowan (Banten)

 

Sultan Ageng akhirnya ditawan dan diasingkan pada tahun 1683 ke Batavia, dimana dia meninggal pada tahun 1685.

 

Belanda berhasil melebarkan kekuasaanya di Banten setelah membantu Sultan Haji merebut kekuasaan dari ayahnya, Sultan Ageng Tirtayasa pada peristiwa ini. Peristiwa ini merupakan salah satu contoh politik “devide et impera” atau politik adu domba. Dengan politik pecah belah ini, Belanda mampu memperlemah dan menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia dan memperluas monopoli perdagangan dan kekuasaanya.

 

Kelas: XII

Mata Pelajaran: PPKN

Materi: Masa Penjajahan Belanda

Kata Kunci: Sultan Ageng Tirtayasa

 


4. Apa informasi lain tentang Sultan Ageng Tirtayasa


dia berasal dari Banten

5. tuliskan informasi tentang Sultan Ageng Tirtayasa!


Sultan Ageng Tirtayasa (Banten, 1631 – 1683) adalah putra Sultan Abdul Ma'ali Ahmad dan Ratu Martakusuma yang menjadi Sultan Banten periode 1640-1650. Ketika kecil, ia bergelar Pangeran Surya. Ketika ayahnya wafat, ia diangkat menjadi Sultan Muda yang bergelar Pangeran Ratu atau Pangeran Dipati. Setelah kakeknya meninggal dunia, ia diangkat sebagai sultan dengan gelar Sultan Abdul Fathi Abdul Fattah.

6. Aspek informasi sultan ageng tirtayasa uraian yakni......


Jawaban:

Sultan Ageng Tirtayasa : Sultan Ageng Tirtayasa atau nama lainnya adalah Abu al-Fath Abdulfattah merupakan salah satu tokoh yang berasal dari banten. Beliau lahir pada tahun 1631 dan wafat pada tahun 1692 (usia 60-61 tahun). Beliau adalah anak dari Abu al-Ma'ali Ahmad.

Penjelasan:

semoga membantu jangan lupa di follow dan jadikan jawaban tercerdas ya


7. Perlawanan antara Sultan haji dan Sultan Ageng Tirtayasa dimenangkan oleh sultan haji dengan sultan ageng tirtayasa dimenangkan oleh


Sultan haji dengan sultan ageng tirtayasa dimenangkan oleh Sultan ageng tirtayasa.

-Umaku ikeba benridesuJawabannya :

Perlawanan antara Sultan haji dan Sultan Ageng Tirtayasa dimenangkan oleh sultan haji dengan sultan ageng tirtayasa dimenangkan oleh Suktan Ageng Tirtayasa

Semoga Membantu

8. 1.berasal dari kerajaan mana Sultan Ageng Tirtayasa?2. kapan Sultan Ageng Tirtayasa dilahirkan?3. kapan Sultan Ageng Tirtayasa wafat4. Berapa lama Sultan Ageng Tirtayasa menjabat menjadi raja?


1.  Kerajaan Banten

2. Pada tahun 1631

3. Pada tahun 1692

4. Dari tahun 1651 sampai 1682 (31 tahun)

9. Aspek informasi sultan ageng tirtayasa uraian


Jawaban:

Sultan ageng ritayasan adalah Sultan dari kerajaan banten


10. Carikan Informasi Tentang Sultan Ageng Tirtayasa,Dari Kerajaan Banten!


dibawah kepemimpinannya , kerajaan banten mencapai kejayaan, banyak orang banten yg berniaga dengan para pedagang dari cina, inggris, vietnam,india, persia,dan jepang. ia berusaha mengusir armada dagang belanda dari kerajaan banten.

11. tolong dibantu ya kk aspek informasinya Sultan Ageng Tirtayasauraiannya?


semoga membantu .....

12. Aspek informasi : sultan Ageng tirtayasauraian : ..... ​


SULTAN AGENG TIRTAYASA

Sultan ageng tirtayasaadalah sultan kesultanan banten ke-6ia lahir pada tahun 1631dan wafat pada tahun 1692

selama ia memimpin kesultanan banten,ia memajukan banten selain itu ia juga gigih menentang VOC

semoga membantu:3


13. Apa informasi lain tentang Sultan Ageng Tirtayasa selain tempatnya yang di Banten


Sultan Ageng Tirtayasa adalah putra Sultan Abu al-Ma’ali Ahmad yang menjadi Sultan Banten periode 1640-1650. Ketika kecil, ia bergelar Pangeran Surya. Ketika ayahnya wafat, ia diangkat menjadi Sultan Muda yang bergelar Pangeran Ratu atau Pangeran Dipati. 

14. Apa informasi lain tentang sultan h ageng tirtayasa yang ingin kamu ketahui


Jawaban:

Sultan Ageng Tirtayasa adalah putra dari Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad (Sultan Banten periode 1640–1650) dan Ratu Martakusuma.

Setelah kakeknya meninggal dunia pada tanggal 10 Maret 1651, ia diangkat sebagai Sultan Banten ke-6 dengan gelar Sulthan Abdul Fattah Al-Mafaqih.

Penjelasan:

Semoga membantu

Jawaban:

Sultan Ageng Tirtayasa atau Pangeran Surya berkuasa antara tahun 1651-1683. Selama berkuasa, perannya tidak sebatas memajukan Kesultanan Banten.

Penjelasan:

Sultan Ageng Tirtayasa atau Pangeran Surya berkuasa antara tahun 1651-1683. Selama berkuasa, perannya tidak sebatas memajukan Kesultanan Banten. Raja dari Banten yang gigih menentang VOC adalah Sultan Ageng Tirtayasa. Berkat kegigihannya dalam membela bangsa Indonesia, ia bahkan dicap sebagai musuh bebuyutan Belanda.

Semogamembantu(っ´▽`)っ ♥

#SemangatBelajar


15. informasi mengenai sultan ageng tirtayasa,dari kerajaan banten.


Kerajaan demak pecah Lalu banten menjadi Kerajaan Islam yang di pimpin Oleh sultan maulana hasan Lalu digantikan anaknya yang Bernama panembahan jusuf Dan Lalu panembahan jusuf wafat Dan diganti sultan ageng tirtayasa Sanagat melawan Belanda Lalu digantikan Oleh sultan Abdul nasyar Karena banten kalah Melawan Belanda banten lurukSultan Ageng Tirtayasa (1651-1692 M)
Dibawah kekuasaan Sultan Abdul Fattah atau yang lebih dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa, Kerajaan Banten mencapai masa kejayaan. Sultan Ageng Tirtayasa berupaya memperluas wilayahnya dan mengusir Belanda dari Batavia, bahkan Sultan Ageng Tirtayasa juga berhasil memajukan perdagangan, sehingga Banten menjadi bandar Internasional yang dikunjungi oleh kapal-kapal Persia, Arab, Cina, Inggris, Prancis, dan Denmark.

Pada tahun 1671 M, Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat putra mahkita menjadi raja pembantu dengan gelar Sultan Abdul Kahar. Sehak saat itu, Sultan Ageng Tirtayasaberistirahat di Tirtayasa tetapi tetap menfendalika pemerintahan Banten.

16. mengapa sultan ageng digelar sultan ageng tirtayasa


karena sultan ageng merupakan pemimpin yg tegas dan teguh

17. informasi mengenai sultan ageng tirtayasa!!


Mata pelajaran: IPS Sejarah

Kelas: V SD

Kategori: Kerajaan Bercorak Islam di Indonesia

Kode Kategori berdasarkan kurikulum KTSP: 11.3.2

Kata kunci: sultan ageng tirtayasa,islam

 

Jawaban:

Informasi mengenai sultan ageng tirtayasa:

Sultan dari Kerajaan Banten di wilayah provinsi jawa barat.

 

Pembahasan:

Salah satu kerajaan bercorak islam di Indonesia ialah kerajaan Banten. Kerajaan Banten terbentuk saat Kerajaan Demak sedang mengalami kekacauan. Banten yang awalnya merupakan wilayah kekuasaan dari kerajaan Demak  kemudian memisahkan diri dan mendirikan kerajaan sendiri.

Kerajaan Banten mengalami zaman keemasan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa.

Sultan Ageng Tirtayasa merupakan seorang sultan yang gagah perkasa menentang tindakan belanda yang ingin menguasai seluruh perdagangan di Banten. Sultan Ageng Tirtayasa memerintah di Kerajaan banten dari tahun 1651 hingga tahun 1680.

 

Sultan Ageng Tirtayasa lahir pada tahun 1631. Sultan Ageng Tirtayasa merupakan pemimpin intelektual yang idealis dan mengedepankan kepentingan rakyat.

 

Pemberontakan Sultan Ageng Tirtayasa terhadap Belanda   diawali dengan menolak perjanjian paksa monopoli perdagangan yang ditawarkan VOC karena dirasa merugikan kesultanan Banten. Ia justru menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka sehingga menjadi wilayah yang sangat maju pada saat itu.

 

Sultan Ageng Tirtayasa berpribadi beragama yang mencintai seni budaya. Beliau menguasai permainan wayang wong dan sasaptonan, permainan di kalangan rakyat dan bangsawan yang sangat digemari pada saat itu. Ketika memperoleh gelar raja Banten, ia pun dikenal cerdas dan menjunjung tinggi pendidikan.

 

Keunggulan Sultan Ageng terletak dari segi diplomasi. Beliau  melandaskan prinsip saling menguntungkan baik dalam bentuk politik maupun ekonomi. Dari segi kemanusiaan, jiwa sosialnya peka terhadap ketidakadilan dan berani memperjuangkan nilai kebenaran yang dianutnya.

 

Sultan Ageng Tirtayasa berpikirnya inovatif. Sejarah menyebutkan bahwa beliau melakukan tranformasi budaya demi pembangunan fasilitas daerah yang lebih maju.

 

Sultan Ageng Tirtayasa mengundang arsitek asal Tiongkok bernama Cakradana untuk mengubah dasar bangunan yang awalnya menggunakan kayu dan bambu menjadi batu beton. Bahkan untuk mengembangkan sistem pengelolaan air bagi irigasi dan pembuatan bendungan, ia tidak ragu mendatangkan seorang konsultan asal Belanda yang saat itu teknologinya sudah jauh lebih maju. Hasilnya, bukan hanya bidang pertanian yang berkembang pesat, jalur tranportasi air, perekonomian, serta pertahanan negara pun semakin menguat.

 

Sultan Ageng cerdas serta berwawasan terbuka dalam menerima kemajuan teknologi, ia juga andal dalam melakukan strategi perang. Sejak lama ia telah melancarkan strategi perang tersembunyi lewat politik ekspansi melalui perbesaran jalur perdagangan Banten dan pengaruh kekuasaan mulai dari Priangan hingga memasuki Batavia untuk menekan perluasan kekuasaan Mataram sekaligus VOC. Di dalamnya, ia juga meningkatkan diplomasi politik dan perdagangan dengan banyak negara asing untuk memperkuat angkatan perang.

 

Sultan Ageng Tirtayasa mendirikan pesantrren di lingkungan kesultanan, tapi juga di tengah masyarakat. Bahkan untuk membina mental prajurit, ia sengaja mendatangkan banyak guru-guru agama dari berbagai negara islam yang lebih maju. Salah satunya bahkan dijadikan menantu, penasihat, sekaligus guru keagamaan dalam kesultanan Banten.(Lt)

Sultan Ageng Tirtayasa adalah raja pada kerajaan banten di Jawa Barat atau Banten yang mengalami masa kejayaan. Kondisi kerajaan Bantan sangat makmur saat diperintahkan oleh Sultan Ageng Tirtayasa.

18. UraianAspek InformasiSultan Ageng Tirtayasa asalnya dan bentuk perjuangannya​


Jawaban:

Sultan Ageng Tirtayasa atau Pangeran Surya (Lahir di Kesultanan Banten, 1631 – meninggal di Batavia, Hindia Belanda, 1692pada umur 60 - 61 tahun)

Perjuangan. Sultan Ageng Tirtayasa di Kesultanan Banten pada periode 1651 - 1683. Ia memimpin banyak perlawanan terhadap Belanda. Masa itu, VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten. Kemudian Tirtayasa menolak perjanjian ini dan menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka.

Penjelasan:

jadikan jawaban terbaik


19. Carilah informasi mengenai Sultan Ageng Tirtayasa dari Kerajaan Banten Buatlah pertanyaan pertanyaan berkaitan dengan Sultan Ageng Tirtayasa


1. apakah sultan ageng tirtayasamerupakan nama aslinya ?

20. carilah informasi baru tentang sultan ageng tirtayasa​


Penjelasan:

Sultan Ageng Tirtayasa atau Pangeran Surya (Lahir di Kesultanan Banten, 1631 – meninggal di Batavia, Hindia Belanda, 1692 pada umur 60 - 61 tahun)[1] adalah Sultan Banten ke-6. Ia naik takhta pada usia 20 tahun menggantikan kakeknya, Sultan Abdul Mafakhir yang wafat pada tanggal 10 Maret 1651, setelah sebelumnya ia diangkat menjadi Sultan Muda dengan gelar Pangeran Adipati atau Pangeran Dipati, menggantikan ayahnya[2] yang wafat lebih dulu pada tahun 1650.[3]

Sultan Ageng Tirtayasa adalah putra dari Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad (Sultan Banten periode 1640-1650) dan Ratu Martakusuma. Sejak kecil ia bergelar Pangeran Surya, kemudian ketika ayahnya wafat, ia diangkat menjadi Sultan Muda yang bergelar Pangeran Dipati. Setelah kakeknya meninggal dunia pada tanggal 10 Maret 1651, ia diangkat sebagai Sultan Banten ke-6 dengan gelar Sultan Abu al-Fath Abdulfattah.

Nama Sultan Ageng Tirtayasa berasal ketika ia mendirikan keraton baru di dusun Tirtayasa (terletak di Kabupaten Serang).[4]

Sultan Ageng Tirtayasa berkuasa di Kesultanan Banten pada periode 1651 - 1683. Ia memimpin banyak perlawanan terhadap Belanda. Masa itu, VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten. Kemudian Tirtayasa menolak perjanjian ini dan menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka. Saat itu, Sultan Ageng Tirtayasa ingin mewujudkan Banten sebagai kerajaan Islam terbesar.

Di bidang ekonomi, Tirtayasa berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan membuka sawah-sawah baru dan mengembangkan irigasi. Di bidang keagamaan, ia mengangkat Syekh Yusuf sebagai mufti kerajaan dan penasehat sultan.

Ketika terjadi sengketa antara kedua putranya, Sultan Haji dan Pangeran Purbaya, Belanda ikut campur dengan cara bersekutu dengan Sultan Haji untuk menyingkirkan Sultan Ageng Tirtayasa. Saat Tirtayasa mengepung pasukan Sultan Haji di Sorosowan (Banten), Belanda membantu Sultan Haji dengan mengirim pasukan yang dipimpin oleh Kapten Tack dan Saint-Martin.




Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)